Mengenal Learning Loss - Kondisi Yang Dialami Pelajar Setelah Pandemi

Mengenal Learning Loss - Kondisi Yang Dialami Pelajar Setelah Pandemi

Diskusi
#1

 Belakangan ini kita sering mendengar istilah learning loss, terutama sejak pandemi, di mana pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Learning loss adalah kondisi hilangnya sebagian pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang dialami siswa.



Selama pandemi, kondisi itu terjadi dikarenakan semua orang beradaptasi dengan perubahan, termasuk siswa. Mereka harus melakukan penyesuaian dengan situasi baru untuk belajar, dari yang awalnya bertatap muka menjadi PJJ. Alhasil, ada keterlibatan metode pembelajaran dan teknologi untuk mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.

Perubahan yang seharusnya melalui proses panjang yang dapat bekerja untuk semua pihak terpaksa dilakukan secara kilat. Pasalnya, tidak semua siswa memiliki akses teknologi–seperti yang tinggal di area rural atau memiliki kendala ekonomi.

Di samping itu, ada ketidaksiapan orang tua yang harus menggantikan peran guru dalam membimbing anak-anaknya di rumah. Orang tua yang tidak siap dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak saat belajar, misalnya karena cara mengajar yang berbeda, yang diakibatkan oleh perbedaan latar belakang guru dan orang tua.

Berbagai faktor itu berdampak pada berkurangnya kemampuan siswa dalam belajar dan memahami informasi, yang juga disebut sebagai penyebab learning loss.

Ciri-ciri Learning Loss

1. Menurunnya Semangat Belajar

Pandemi mengharuskan siswa untuk berada di rumah. Dalam situasi ini, mereka kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya, termasuk dalam mendiskusikan materi pembelajaran.

Oleh sebab itu, guru dan orang tua sebenarnya memiliki peran untuk menjaga semangat belajar anak. Orang tua dapat berkonsultasi dengan guru terkait cara membimbing proses belajar anak di rumah.

Upaya lain yang dapat dilakukan dengan mendampingi anak belajar yakni dengan memberikan hadiah dan hukuman serta saling berkomunikasi untuk memantau perkembangan anak. Upaya tersebut akan memudahkan anak saat pembelajaran kembali dilakukan di sekolah.

2. Lalai dalam Mengerjakan Tugas

Pandemi juga menyebabkan menurunnya frekuensi anak untuk belajar di sekolah. Hal itu mengubah kebijakan pengumpulan tugas menjadi beberapa hari sekali yang membuat siswa menumpuk tugas dan mengerjakan dalam waktu singkat.

Saat kebiasaan itu dilakukan berulang, siswa akan kesulitan mengingat atau menyusun tugas apa saja yang perlu dikerjakan. Terlebih jika orang tua atau anggota keluarga di rumah tidak membantu memeriksa dan mengingatkan.

Maka dari itu, diperlukan bantuan dari orang tua atau anggota keluarga lain agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Selain bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga, guru juga dapat menyusun reminder pada jaringan komunikasi dengan siswa maupun orang tuanya.

3. Nilai yang Menurun

Ciri-ciri learning loss berikutnya adalah menurunnya nilai akademis. Kondisi ini terjadi sebagai dampak dari menurunnya semangat belajar dan kelalaian dalam mengerjakan tugas. Akibatnya, anak dapat mengalami ketertinggalan dalam proses belajar.

Apabila hal ini terjadi, guru perlu mengomunikasikannya pada orang tua. Tujuannya adalah agar anak dapat memperoleh pendampingan di rumah dan lebih diperhatikan untuk meningkatkan motivasi belajar.

Cara Mengatasi Learning Loss

Pada 2021, Lembaga Survei Indonesia mencatat apabila dilihat dari semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, kebanyakan siswa mulai bosan dengan sistem PJJ. Selain itu, 23,8 persen guru menilai siswa tidak memiliki motivasi belajar. Artinya, ada penurunan kualitas pendidikan karena siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan memahami materi.

Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya?

1. Menjalin Komunikasi dengan Orang Tua

Guru perlu menjaga komunikasi dengan orang tua bukan hanya saat pembagian hasil belajar, tetapi juga terkait perkembangan studi siswanya. Sebab, proses belajar siswa justru penting diketahui untuk memahami hasil belajar yang diperoleh. Misalnya saat siswa mendapatkan nilai buruk, guru dan orang tua dapat menelusuri faktor penyebab dan upaya untuk meningkatkannya.

2. Merancang Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan

Pandemi membuat siswa terisolasi, membatasi interaksi yang seharusnya dapat diperoleh dengan sesama siswa. Sistem pembelajaran pun kebanyakan dilakukan dengan menatap layar laptop, mengurangi keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Kondisi tersebut membuat minat siswa menurun, bahkan belum tentu siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan media pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran tidak harus menggunakan properti yang mahal, guru juga bisa membuat sesuatu yang sederhana untuk mendukung anak-anak dalam memahami materi.

3. Fokus pada Kompetensi

Kompetensi yang dimaksud bukan hanya dalam mengetahui dan menghafal materi, melainkan juga sikap dan keterampilan, yang wajib dimiliki siswa setelah mempelajari suatu materi.

Untuk implementasinya, guru dapat menyesuaikan teknik mengajar, gaya mengajar, teknik asesmen, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan feedback. Dengan demikian, guru dapat memperhatikan dan mengembangkan pembelajaran untuk mendukung pemahaman siswa terhadap materi.

4. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan

Cara mengatasi learning loss yang terakhir adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif, seperti menghias kamar atau menata ruang belajar yang nyaman, serta menjauhkan hal-hal yang menjadi distraksi selama belajar.

if you want to request theme or script please, Read Here!
Please Disable the AdBlock or add our website in Whitelist to Support NiaDZGN
Read Here! NiaDZGN Terms and Rules

Silahkan memberikan komentar dengan sopan dan baik


image quote pre code